Evaluasi dalam Islam

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

    Makalah evaluasi dalam pendidikan islam ini merupakan salah satu tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam pada semester IV tahun 2007 ini, yang sengaja diberikan oleh dosen Prof. Drs. Pupuh Fathurahman, melalui Heris Hermawan, M.Pd. sebagai assisten dosen. Evaluasi dalam pendidikan islam ini merupakan materi pokok yang harus dipahami oleh semua calon pendidik terutama di lingkungan pendidikan islam.

  1. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang menjadi kajian dalam makalah ini diantaranya:

  1. Pengertian Evaluasi dalam Pendidikan Islam
  2. Objek dalam Evaluasi
  3. Tujuan serta fungsi evaluasi
  4. Prinsip-prinsip Evaluasi dalam Pendidikan Islam

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata “to evaluate” yang berarti menilai. Disamping kata evaluasi terdapat pula istilah measurement yang berarti mengukur. Pengukuran dalam pendidikan adalah usaha untuk memahami kondisi-kondisi objektif tenang sesuatu yang akan dinilai. Penilaian dalam pendidikan islam akan objektif apabila disandarkan pada nilai-nilai Al-Quran dan Al-Hadits.

Suharsimi Arikunto mengajukan tiga istilah dalam pembahasan evaluasi yaitu, pengukuran, penilaian dan evaluasi. Pengukuran (measurement) adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Pengukuran ini bersifat kuantitatif. Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk penilaian ini bersifat kualitatif, sedangkan evaluasi mencakup pengukuran dan penilaian.

Berdasarkan pengertian di atas menunujukan bahwa pengukuran dalam pendidikan bersifat kongkrit, objektif serta didasarkan pada ukuran-ukuran umum yang dapat dipahami. Misalnya pelaksanaan shalat. Shalat seseorang itu bisa diukur dan juga dinilai. Pengukuran shalat didasrkan pada pelaksanaan syarat dan rukun-rukunnya maka shalatnya dianggap sah apabila telah terpenuhi syarat dan rukunnya yang menjadi patokan dan dasar dalam pengukuran tersebut.

Sedangkan penilaian shalat berkaitan dengan adab-adab dalam pelaksanaan shalat seperti keikhlasan, kekhusuan, dan sebagainya. Penilaian biasanya lebih sulit daripada pengukuran apabila dikaitkan dengan nilai-nilai keagamaan, dimana yang berhak menilai sesuatu yang batiniah adalah wewenang Allah. Dalam Al-Quran dan Al-Hadits banyak kita temui tolak ukur dalam pendidikan islam. Misalnya tolak ukur shalat yang sempurna adalah dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar.

Terdapat makna evaluasi dalam Al-Quran, diantaranya:

  1. Al-Hisab

    Memiliki makna mengira, menafsirkan menghitung, dan menganggap, misalnya dalam Al-Quran :

وَإِن تُبْدُوا مَافِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللهُ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

“Dan jika kamu melahirkan apa yang ada dihatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatan itu. Maka Allah akan mengampuni bagi siapa yang dikehendaki” (Q.S Al-Baqarah : 284)

  1. Al-Bala

    Memiliki makna cobaan ujian. Misalnya dalam al-quran: surat al-mulk ayat

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”,

  1. Al-hukm

    Memiliki makna putusan atau vonis misalnya dalam al-quran surat an-naml ayat 78

إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُم بِحُكْمِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ

“Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara antara mereka dengan keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”

  1. Al- qodo

    Memiliki arti putusan misalnya dalam al-quran surat toha ayat 72

قَالُوا لَن نُّؤْثِرَكَ عَلَى مَاجَآءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا فَاقْضِ مَاأَنتَ قَاضٍ إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَآ

Mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.

  1. An-Nazhar

        Memilki makna melihat misalnya dalam al-Quran surat An-Namal ayat 27

قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ

Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.

  1. Al-Imtihan

    Memiliki arti ujian

  2. Evaluasi dalam Pendidikan islam

Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau tekhnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersia komperhensif dari seluruh asfek-asfek kehidupan mental psikologi dan spiritual religious, karena manusia hasil pendidikan islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersifat religious, melainkan juga berilmu dan berketrampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada tuhan dan masyarakatnya. Sedangkan menurut prof.Dr.H. Ramayulis dalam bukunya ilmu pendidikan islam, evaluasi pendidikan islam merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan islam.

Sasaran-sasaran dari evaluasi pendidikan islam secara garis besarnya meliputi empat kemampuan dasar anak didik yaitu:

  1. Sikap dan pengamalan terhadap arti hubbungan pribadinya dengan Tuhannya.
  2. Sikap dan pengamalan terhadap arti hhubungan dirinya dengan masyarakat.
  3. Sikap dan pengamalan terhadap arti kehidupannya dengan alam sekitarnya.
  4. Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Alloh dan selaku anggota masyarakat serta selaku holifah di muka bumi.

Sasaran-sasaran evaluasi tersebut dirumuskan kedalam berbagai pertanyaan atau statemen-stateman yang disajikan kepada anak didik untuk ditanggapi. Hasil dari tanggapan mereka kemudian di analisis secara psikolois, karena yang menjadi pokok evaluasi adalah sikap mental dan pandangan dasar dari mereka sebagai manifestasi dari keimanan dan keislaman serta keilmu pengetahuannya.

  1. Sistem evaluasi yang diterapkan Alloh dan para Nabi

Alloh dalam berbagai firman-Nya dalam Al-quran memberiitahukan kepada kita bahwa pekerjaan evaluasi terhadap anak didik merupakan suatu tugas penting dalam rangkaiaan proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidik.

Ada tiga tujuan pedagogis dari system evaluasi Alloh terhadap perbuatan manusia yaitu:

  1. Untuk menguji daya kemampuan mannusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dialaminya.
  2. Untuk mengetahui sampai dimana atau sejauh mana hasil pendidikan wahyu yang telah diterapkan Rosululloh SAW terhadap umatnya.
  3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkatan-tingkatan keislaman atau keimanan manusia, sehingga diketahui manusia yang paling mulya disisi Alloh yaitu manusia yang paling bertakwa kepadaNya. Hal ini selaras dengan firman Alloh dalam surat Al-hujurat:13.

يَآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Sebagai contuh system evaluasi yang diterapkan Alloh terhadap manusia yang menghadapi berbagai kesulitan hidup adalah firmannya dalam surat Al- Baqarah:155 sebagai berikut:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”

Sasaran evaluasi dengan tekhnik testing tersebut adalah ketahanan mental beriman dan takwa terhadap Alloh. Jika mereka ternyata tahan terhadap uji coba (tes) Alloh, mereka akan mendapatkan kegembiraan dalam segala bentuk, terutama kegembiraan yang bersifat mental rohaniah. Seprti kelapangan dda, ketegaran hati, terhindar dri putus asa, kesehata jiwa, dan kegembiraan paling tinggi nilainya ialah mendapatkan tiket masuk surga.

Sistem evalusi yang diterapkan Alloh untuk mengetahui apakah manusia bersyukur atau kufur terhadapNya. Sebagaimana firma Alloh An-naml:40.

قَالَ الَّذِي عِندَهُ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا ءَاتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُ قَالَ هَذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.

 

Sebagai contoh ujian atau tes yang berat kepada nabi ibrohim, Alloh memerimtahkan beliau untuk menyembelih anaknya yaitu ismail yang sangat dicintainya. Tujuannya untuk mengetahui kadar keimanan dan ketawakalan serta ketaatannya kepada Alloh. sebagaimana firmannya dalam Ash-shaffaat:103-107.

فَلَمَّآ أَسْلَمَ وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ . وَنَادَيْنَاهُ أَن يَآإِبْرَاهِيمُ . قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَآ إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ . إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلآؤُا الْمُبِينُ . وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”.

Adapun system evaluasi yang diterapkan oleh para nabi diantaranya:

  1. Nabi sulaiman pernah mengefaluasi seekor burung hud-hud yang memberitahukan tentang adanya kerajaan yang diperintah oleh sorang wanita cantik, yang dikisahkan dalam al-quran surat an-naml:27.

قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ

Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.

  1. Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan dakwah dan pengajaran juga seringkali mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar para sahabatnya dengan system pertanyaan atau tanya jawab serta musyawarah.Dengan system evaluasi ini, Nabi dapat mengetahui mana diantara sahabat yang cerdas,patuh,sholeh,atau mana yang kreatif dan aktif responsitif dalam pemecahan problema-problema yang dihadapi bersama Nabi pada suatu keadaan mendesak.

Jika dilihat dari teori taksonomi Benjamin S. Bloom maka jelaslah bahwa psylogical domains yang dijadikan sasaran evaluasi Alloh dan Nabi meletakkan tekanan masing-masing sasarannya sebagai berikut:

  1. Evaluasi Alloh lebih menitik beratkan pada sikap,perasaan, dan pengetahuan manusia, seperti iman, kekafiran, ketakwaan (kognitif-afektif).
  2. Evaluasi Nabi sebagai pelaksana perintah Alloh sesuai wahyu yang di turunkan kepada beliau lebih menitik beratkan pada kemampuan dan kesediaan manusia untuk mengamalkan ajaran-Nya, dimana factor psikomotorik menjadi tenaga penggeraknya. Disamping itu factor konatif (kemauan) juga dijadikan sasarannya (konatif-psikomotorik).
  3. Fungsi Evaluasi

Kalau dilihat prinsip evaluasi dalam al-Quran dan yang dipraktekan oleh Nabi, maka evaluasi berfungsi sebagai berikut :

  1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi (Q.S. al Baqoroh 155)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”

  1. untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang di aplikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya (Q.S. an Naml:40).

قَالَ الَّذِي عِندَهُ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا ءَاتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُ قَالَ هَذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.

 

Setiap perbuatan dan tindakan dalam pendidikan selalu menghendaki hasil, pendidik selalu berharap bahwa hasil yang diperoleh sekarang lebih memuaskan dari yang sebelumnya.Untuk menentukan dan membandingkan antara hasil yang satu dengan yang lainnya diperlukan adanya evaluasi.

Seorang pendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui mana peserta didik yang pandai dan yang bodoh dikelasnya.
  2. Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki peserta didik atau belum.
  3. Untuk mendorong persaingan yang sehat antara peserta didik.
  4. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami didikan dan ajaran.
  5. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan berbagai penyesuaian dalam kelas.
  6. Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk raport ijazah, piagam dan sebagainya.
  7. Prinsif evaluasi
  8. Prinsip Umum

    Agar evaluasi dapat akurat dan bermanfaat bagi para peserta didik dan masyarakat, maka evalauasi harus menerapkan seperangkat prinsip-prinisp umum sebagai berikut:

    1. Valid

      Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya, adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki keshahihan yang dapat dipertanggung jawabkan maka data yang dihasilkan juga salah dan kesimpulan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.

    2. Berorientasi kepada kompetensi

      Evaluasi harus memiliki pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap keterampilan dan nilai yang terefleksi dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini maka, ukurna-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.

    3. Berkelanjutan

      Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu-kewaktu untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian.

    4. Menyeluruh

      Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakaup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dan meliputi seluruh materi ajar serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaiaan. Dengan berbgai bukti tentang hasilbelajar peserta didik yang dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.

    5. Bermakna

      Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak untuk itu evlauasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendakya mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

    6. Adil dan objektif

      Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektifitas pendidik, tanpa membedakan janis kelamin, latar belakang etnis, budaya, dan berbagai hal yang memberikan kontribusi pada pembelajaran. Sebab ketidak adilan dalam penilaian dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik karena mereka merasa dianaktirikan.

    7. Terbuka

      Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.

    8. Ikhlas

      Ikhlas berupa kebersihan niat atua hati pendidik, bahw aia melakukan evaluasi itu dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan, dan bagi kepentingan peserta didik.

    9. Praktis

      Praktis berati mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indikator yaitu (1) hemat waktu, biaya dan tenaga, (2) mudah diadministrasikan, (3) mudah menskor dan mengolahnya, dan (4) mudah ditafsirkan.

    10. Dicatat dan akurat

      Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga seaktu-waktu dapat dipergunakan.

  9. Prinsp khusus
    1. Adanya janis penilaian yang digunakan yang memungkinkan adanya kesempatan terbaik dan maksimal bagi peserta didik menunjukkan kemampuan hasil belajar mereka.
    2. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian, dan pencatatan secara tepat prustasi dan kemampuan serta hasil belajar yang dicapai peserta didik.
  10. Jenis-jenis penilaian (evaluasi)

Penilaian ada beberapa jenis yaitu :

  1. Penilaian formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapia oleh para peserta didik setelah menyelesaikan program dlaam satuan materi pokok ada suatu bidang study tertentu.
    1. Fungsi

      Untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan atau rncana pempelajaran

    2. Tujuan

      Untuk mengetahui hingga dimana penguasaan peserta didik tentang materi yang diajarkan dalam satu rencana tau satuan pelajaran.

    3. Aspek-aspek yang dinilai

      Aspek-aspek yang dinilai pad apenilaian normative ialah, hasil kemajuan belajar peserta didiik yang meliputi : pengetahuan, ketermapilan, sikap terhadap materi ajar agama yang disajikan.

  2. Penilaian sumatif : yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran dalam satu caturwulan semester, atau akhir tahun.
    1. Fungsi

      Untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah mengikuti pembelajaran dalam satu caturwulan semester, atau akhir tahun.

    2. Tujuan

      Untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan program pembelajaran dalam satu caturwulan, semester, akhir tahun atau akhir suatu program pembelajaran pada suatu unit pendidikan tertentu.

    3. Aspek-aspek yang dinilai

      Aspek-asepk yang dinilai ialah kemajuan hasil belajar meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi pembelajaran yang diberikan.

    4. Waktu pelaksanaan

      Penilaian ini dilaksanakan sebelum peserta didik mengikuti proses pembelajaran permulaan atau peserta didik tersebut baru akan mengikuti pendidikan disuatu tingkat tertentu.

  3. Penilaian penempatan (placement) yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
    1. Fungsi

      Untuk mengetahui keadaan peserta didik sepintas lalu termasuk keadaan seluruh pribadinya, peserta didik tersebut dapat ditempatkan pada posisinya. Umpamanya; peserta didik yan gberbadan kecil jangan ditempatkan paling belakang, tapi sebaiknya di depan, agar tidak mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar.

      Begitu juga pada Madrasah Aliyah yang memiliki banyak juursan perserta didik yan gberbakat ilmu pasti alam (IPA), jangan ditempatkan pada jurusan ilmu pengetahuan sosial sebabpeserta didik tersebut akan menemui hambatan dalam menerima pelajaran lebih lanjut. Banyak lagi masalah-masalah lain yang harus diperhatikan dalam penempatan peserta didik.

    2. Tujuan

      Untuk menempatkan peserta didik pads tempatnya yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan dalam mengikuti pelajaran atau setiap program bahan yang disajikan guru.

    3. Aspek-aspek yang dinilai

      Aspek-aspek yang dinilai meliputi keadaan fisik dan psycis, bakat, kemampuan, pengetahuan, pengalaman keterampilan, sikap, dan aspek-aspek lain yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selajutnya. Kemungkinan penilaiaan ini dapat juga dilakukan setelah peserta didik mengikuti pelajaran selama satu caturwulan, satu semester, satu tahun sesuai dengan maksud lembaga pendidikan yang bersangkutan.

    4. Waktu Pelaksanaan

      Penilaiaan ini sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik menduduki kelas tertentu sewaktu penerimaan murid barn atau setelah naik kelas.

  4. Penilaian Dianostik

    Yaitu penilaiaan yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keradaan belajar peserta didik balk merupakan kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran.

    1. Fungsi

      Untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau menggangu peserta didik, sehingga peserta didik mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran dalam suatu bidang study. Kesulitan peserta didik tersebut diusahakan pemecahannya.

    2. Tujuan

      Untuk membantu kesulitan atau mengataui hambatan yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran pada suatu bidang study atau keseluruhan program pembelajaran.

    3. Aspek-aspek yang dinilai

      Aspek-aspek yang dinilai, termasuk hasil belajar yang diperoleh murid, latar belakang kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

    4. Waktu Pelaksanaan

      Pelaksanaan tes diagnostik ini, sesuai dengan keperluan pembinaan dari suatu lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan para peserta didiknya

BAB III

KESIMPULAN

 

Dari uraian diatas, maka kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaiaan dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkatian dengan kegiatan pendidikan.
  2. Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensip dan seluruh aspek-asepk kehidupan mental psikologi dan spiritual religius.
  3. Sistem evaluasiyang diterapkan Allah bertujuan terhadap perbuatamanusiayaitu :

    ” menguji ketahanan mental beriman dan takwa ke pada Allah.

  4. Sistem evaluasi yang diterapkan Nabi betujuan untuk mengetahui manusia apara shabat yang cerdas, patuh, sholeh atau mana ynag kreatif dan aktif responsilitif dalam pemecahan probelama-probelam.
  5. Term-term evaluasi dalam pendidikan islam adalah :
  • Al hisab ( QS. Al-Baqarah : 284)
  • Al Bala’ (QS. Al-Malik : 2
  • Al Hukm (QS. An-Naml : 78)
  • Al-Qodho (QS. Thoha : 72
  • Al-Nazhr (QS. An-Naml : 27)
  • Al Imtihan
  1. Fungsi evaluasi dalam pendidikan islam:
  • Untuk menguji daya kemampuan manusi aberiman terhadap berbagai macam perolehan kehidupan yang dihadapi (QS. AL-Baqarah : 155)
  • Untuk mengetahui sejauhmana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaflikasikan Rasulullah SAW kepada umatnya (QS. An-Naml : 40)
  1.  
  • Valid
  • Berorientasi kepada kompetensi
  • Berkelanjutan
  • Menyeluruh
  • Bermakna
  • Adil dan objektif
  • Terbuka
  • Ikhlas
  • Praktis dan akurat
  1. Janis-jenis evaluasi
  • Penilaian format
  • Penilaian sumatif
  • Penilaian penempatan
  • Penilaian diagnostik

KATA PENGANTAR

 

 

Segala puji bagi Allah Yang Maha Mengetahui Yang Maha memberi kepada semua makhlukNya, keselamatan dan kesejahteraan selalu menyertai Nabi Muhammad Saw, keluarga, dan para sahabatnya serta kita semua mudah-mudahan menjadi bagian dari keluarga beliau dan mendapatkan safaat di yaumul qiyamah.Amin…

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam pada semester IV yang sengaja diberikan oleh Bapak Heris Hermawan, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Makalah ini menjelaskan mengenai Evaluasi dalam Pendidikan Islam yang tentu saja didasarkan pada nilai-nilai Al-Quran dan Al-Hadits. Mulai dari pengertian, objek, tujuan serta prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaannya.

Penyusun berharap makalah ini banyak manfaatnya tidak hanya memenuhi tugas, tetapi lebih sebagai salahsatu solusi serta pemahaman. Tentu saja penjelasan dalam makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun berharap kepada semua pihak untuk senantiasa memberikan kritik dan saran demi penyusunan makalah, tulisan dalam bentuk apapun yang lebih baik.

 

Bandung, Mei 2007

Penyusun,

 

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.

Harjanto. 1998. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ibrahim, R, Nana Syaodih S. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Ramaliyus. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Departemen Agama. 2003. Al-Quran dan Terjemahnya.

Dra. Hj.jNur Uhbiyati. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : CV. Pustaka Setia

Drs. H. Hamdani Ihsan & Drs. H.A. Fuad Ihsan. 1998. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : CV Pustaka Setia

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR        i

DAFTAR ISI        ii

BAB     I    PENDAHULUAN        1

  1. Latar Belakang         1
  2. Perumusan Masalah         1

BAB    II    PEMBAHASAN        2

  1. Pengertian Evaluasi dalam Pendidikan Islam        2
  2. evaluasi dalam Pendidikan Islam         4
  3. Sistem evaluai yang diterapkan Alloh dan para Nabi        5
  4. Fungsi Evaluasi        8
  5. Prinsif evaluasi        9
  6. Jenis-jenis penilaian (evaluasi)        12

BAB III     KESIMPULAN        15

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Ilmu Pendidikan Islam

 


 

 

 

 

Disusun oleh:

Guntur A.G

Iis Dewi Hartati

Heni Hernawati

Hilman Romdoni

Irpan Purnama

 

Pendidikan Agama Islam Kelas C

Semester IV

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2007

About RA Miftahul falah

Membangun Negeri dengan membina generasi islami
This entry was posted in Makalah. Bookmark the permalink.

Leave a comment